LAPORAN PRAKTIKUM ANFISMAN SISTEM ENDOKRIN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di
dalam ilmu farmasi, dikenal istilah anatomi dan fisiologi manusia. Di dalam
anatomi, akan dipelajari tentang struktur-struktur tubuh. Sedangkan di dalam
fisiologi, akan dipelajari tentang fungsi tubuh ma nusia yang menyangkut
bagaimana bekerjanya sistem-sistem yang ada di dalam tubuh manusia.
Pada
laporan kali ini akan dibahas tentang fisiologi manusia yang menyangkut
sistem-sistem di dalam tubuh manusia tersebut, khususnya sistem endokrin pada
manusia. Sistem endokrin adalah bagian dari ke-11 sistem di dalam tubuh
manusia. Seperti yang sudah diketahui, sistem di dalam tubuh manusia terdiri
dari sistem saraf, sistem endokrin, sistem sirkulasi, sistem pernapasan, sistem
pencernaan, sistem urinaria, sistem reproduksi, sistem integumen, sistem
pancaindera, sistem rangka dan sistem muskular.
Pengaturan
dan pengkoordinasian sistem fisiologi dalam tubuh manusia dilakukan oleh dua
sistem, yaitu sistem saraf dan sistem endokrin. Jadi, sistem endokrin dapat
dikatakan sebagai sistem yang ada di dalam tubuh manusia yang berperan untuk
mengatur dan mengkoordinasikan aktivitas tubuh manusia.
Pengendalian
endokrin diperantarai oleh pembawa pesan kimia, atau hormon yang dilepas oleh
kelenjar endokrin ke dalam cairan tubuh, diabsorbsi ke dalam aliran darah, dan
dibawa melalui sistem sirkulasi menuju jaringan ( sel ) target. Hormon
mempengaruhi sel target melalui reseptor hormon, yaitu suatu molekul protein
yang memiliki sisi pengikat untuk hormon tertentu.
Respons
hormonal tubuh biasanya lebih lambat, durasi lebih lama, dan distribusinya
lebih luas daripada respons langsung otot dan kelenjar terhadap stimulus sistem
saraf ( Sloane Ethel, 2004 ). Sistem endokrin terdiri dari berbagai kelenjar
yaitu kelenjar hipofisis anterior dan posterior, kelenjar tiroid, kelenjar
paratiroid, kelenjar adrenal, kelenjar pineal, kelenjar pankreas, kelenjar
ovarium, kelenjar testis, dan kelenjar timus yang biasanya mensekresi lebih
dari satu jenis hormon. Sistem endokrin mengatur aktivitas reproduksi dan
laktasi, tekanan darah, tahanan tekanan, adaptasi terhadap perubahan
lingkungan, metabolism ( karbohidrat, lemak, protein ), asupan cairan , dan
lain-lain.
Di
dalam sistem endokrin, mekanisme kerja hormon terdiri dari dua mekanisme yaitu
melalui stimulasi kerja enzim yang ada di dalam sel dan mengaktivasi gen yang
terlibat melalui transkripsi dan translasi. Judul
laporan ini dibuat agar pembaca mengetahui dan memahami tentang berbagai macam
sistem di dalam tubuh manusia, khususnya sistem endokrin yang mencakup beberapa
hal seperti pembagiannya, fungsinya, proses kerjanya di dalam tubuh, dan
lain-lain.
B. TUJUAN
- Mengetahui macam-macam
sistem di dalam tubuh manusia, khususnya sistem endokrin
- Mengetahui dan
memahami berbagai kelenjar yang ada di dalam sistem endokrin di dalam
tubuh manusia.
- Mengetahui berbagai jenis hormon yang disekresikan oleh berbagai kelenjar di dalam sistem endokrin beserta dengan perbedaannya. Sebagai contohnya adalah kelenjar pankreas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Sistem Endokrin
Sistem endokrin adalah suatu sistem yang bekerja dengan perantraan zat-zat kimia (hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. kelenjar endokrin merupakan kelenjar buntu (sekresi interna) yang mengirim hasil sekresinya langgsung masuk ke dalam darah dan cairan limfe, beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewat duktus (saluran). permukaan sel kelenjar menepel pada dinding stenoid atau kapiler darah. hasil sekresinya di sebut hormon. hormon merupakan bahan yang dihasilkan tubuh oleh organ yang memilik efek regulatorik spesifik terhadap aktifitas organ tertentu, yang di sekresi oleh kelenjar endokrin, di angkut oleh darah ke jaringan sasaran untuk memengaruhi atau mengubah kegiatan alat / jaringan sasaran. hormon yang dihasilkan ada yang satu macam hormon (hormon tunggal) di samping itu ada yang lebih dari satu (hormon ganda). sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar endokrin dan bekerja sama dengan sistem saraf, mempunyau peranan penting dalam pengendalian kegiatan oragn tubuh. kelenjar endokrin mengeluarkan suatu zat yang di sebut hormon.
Berikut ini merupakan kelenjar endokrin dan fungsinya bagi manusia :
- Kelenjar Hipotalamus
Hipotalamus merupakan jenis kelenjar endokrin yang terletak di bawah otak besar atau cerebrum yang mempunyai fungsi untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan manusia. hipotalamus ini mengeluarkan hormon yang mempunyai fungsi untuk merangsang kelenjar hipofisis yang berguna bagi manusia.
- Kelenjar Tiroid dan Paratiroid
Fungsi kelenjar tiroid :
- Mempengaruhi pertumbuhan dan maturasi (pematangan) jaringan tubuh, penggunaan energi total.
- Mengatur kecepatan metabolisme tubuh dan mempengaruhi beberapa reaksi metabolik dalam tubuh.
- Menambah sintesis asam ribonukleus (RNA) dan protein, suatu aksi yang mendahului meningginya basal metabolisme.
- Dalam konsentrasi tinggi, balans nitrogen negatif dan sintesis protein berkurang.
Kelenjar paratiroid terletak pada di atas selaput yang membungkus kelenjar tiroid. terdapat dua pasang (4 buah) terletak di belakang tiap lobus dari kelenjar tiroid, dua sebelah kiri dan dua sebelah kanan. besarnya tiap kelenjar kira-kira 5 x 5 x 3 mm dengan berat antar 25-30 mg berat keselurhan lebih kurang 120 mg. kelenjar paratiroid menghasilkan hormon paratiroksin adalah suatu peptida, terdiri dari 84 asam amino. suatu kesatuan hormon yang diperlukan untuk menaikkan kalsium serum sebanyak 1 mg% dalam waktu 16-18 jam. osteoblas dan tibroblas mempunyai reseptor untuk hormon paratiroid, dapat mempengaruhi secara langsung, tetapi tidak mempunyai reseptor-reseptor untuk hormon paratiroid.
Fungsi kelenjar paratiroid :
Fungsi kelenjar paratiroid :
- Memelihara konsentrasi ion kalsium plasma dalam batas yang sempit meskipun terdapat variasi-variasi yang luas.
- Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfor oleh ginjal, mempunyai efek terhadap reabsorpsi tubuler dari kalsium dan sekresi fosfor.
- Mempercepat absorpsi kalasium di intestinum.
- Jika pemasukan kalsium berkurang, hormon paratiroid menstimulasi resorpsi tulang sehingga menambah kalsium darah.
- Dapat menstimulasi transport kalsium dan fosfat melalui membran dari mitokondria.
- Kelenjar Adrenal
- Kelenjar Pankreas
- Kelenjar Kelamin
- Kelenjar Pinealis
Glandula pienalis di atur oleh isyarta syaraf yang di timbulkan oleh cahaya yang terlihat oleh mata, menyekresi melatonin, dan zat lain yang serupa melewati aliran darah atau cairan ventrikel III ke glandula hipofise anterior menghambat sekresi hormon gonadotropin, dan gonad menjadi terhambat lalu berinvolusi.
- Kelenjar Timus
Pengertian Insulin
Insulin
(bahasa Latin insula, "pulau", karena diproduksi di Pulau-pulau
Langerhans di pankreas) adalah sebuah hormonpolipetida yang mengatur
metabolisme karbohidrat. Selain merupakan "efektor" utama dalam
homeostasis karbohidrat, hormon ini juga ambil bagian dalam metabolisme lemak
(tligiserida) dan protein hormon ini bersifat anabolik yang artinya
meningkatkan penggunaan protein. Hormon tersebut juga memengaruhi jaringan
tubuh lainnya.
Model Struktur Insulin :
Merah
: karbon; hijau : oksigen; biru : nitrogen; merah muda : sulfur. Pita biru/ungu
merupakan kerangka [-N-C-C-]n dalam sekuens asam amino H-[-NH-CHR-CO-]n-OH
protein tersebut, dengan R merupakan bagian yang menonjol dari kerangka
tersebut pada setiap asam amino
Berdasarkan
lama kerja, insulin terbagi menjadi tiga jenis yakni :
- Insulin short-acting
Insulin ini mempunyai onset pendek dan durasi yang singkat. Contohnya insulin Lispro, Aspart, dan Glulisine (Kaur & Badyal, 2008). Sediaan ini terdiri dari insulin tunggal 'biasa'. Mulai kerjanya dalam 30 menit (injeksi subkutan) mencapai puncaknya 1-3 jam kemudian dan bertahan 7-8 jam (Tjay dan Rahardja, 2007)
- Insulin long-acting
Insuling yang mempunyai durasi aksi lama dan menjaga kontrol gula darah kurang lebih 24 jam dengan minimum absorpsi dan diberikan sekali sehari. Contohnya insulin Gargline dan Detemir (Kaur & Badyal, 2008). Guna memperpanjang kerjanya telah dibuat sediaan long-acting, yang semuanya berdasarkan mempersulit daya larutnya di cairan jaringan dan menghambat reabsopsinya dari tempat injeksi ke dalam darah (Tjay dan Rahardja, 2007)
- Insulin Medium-acting
Jangka waktu efeknya dapat divariasikan dengan mencampur beberapa bentuk insulin dengan lama kerja berlainan. Misalnya mencampur insulin short-acting dengan insuling long-acting. Mulai kerjanya 1-1,5 jam, puncaknya 4-12 jam dan bertahan sampai 16-24 jam (Tjay & Rahardja, 2007). Pemilihan tipe insulin tergantung pada beberapa faktor yaitu :
- Respon tubuh individu terhadap insulin (berapa lama insulin menyerap dalam tubuh dan tetap aktif di dalam tubuh sangat bervariasi dari setiap individu)
- Pilihan gaya hidup seperti : jenis makanan, berapa banyak konsumsi alkohol, berapa sering olahraga,yang semuanya mempengaruhi tubuh untuk merespon insulin.
- Berapa banyak suntikan per hari yang ingin dilakukan.
- Berapa sering melakukan pengecekan gula darah.
- Usia
- Target pengaturan gula darah (Rismayanthi, 2010).
BAB III
METODE PERCOBAAN
Alat dan Bahan
- Ember
- Alat Suntik
- Ikan Mas
- Insulin Glulisin 100 IU/ml
- Glukosa
- Air
Prosedur Kerja
- Siapkan alat dan bahan
- Sediakan dua ember yang berisi air bersih, ember yang pertama diisi ikan mas dan ember yang kedua diisi glukosa kemudian dilarutkan.
- Setelah itu ambil insulin glulisin dengan alat suntik sebanyak 1 ml, kemudian masukkan ke dalam air yang berisi ikan kemudian catat dan amati perubahan yang terjadi pada ikan mas.
- Bila ikan sudah lemas segera angkat dan pindahkan ke dalan ember yang berisi larutan gula.
- Catat dan amati respon yang terjadi setelah ikan di masukkan ke dalam ember.
- Replikasikan sebanyak dua kali pada ikan yang berbeda dengan dosis insulin sebanyak 2 ml.
BAB IV
PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
Pada percobaan praktikum kali ini, ikan yang semula bergerak aktif dan lincah. setelah di tambahkan insulin ke dalam air ikan yang sebelumnya lincah kini menjadi semakin lemas, kemudian ikan yang lemas di pindahkan ke ember berisi air yang telah di campur dengan glukosa (gula) ikan mulai kembali bergerak secara aktif.
- Percobaan pertama menggunakan insulin glulisine jenis short acting insuline
NO.
|
Waktu
|
Reaksi
|
1.
|
00:55 detik
|
Reaksi ikan gelisah (mabuk)
|
2.
|
01:44 menit
|
Ikan mulai lemas
|
3.
|
02:00 menit
|
Meletakkan ikan di ember yang ke dua
|
4.
|
02:13 menit
|
Ikan mulai bergerak aktif kembali
|
- Percobaan kedua menggunakan insulin jenis long acting insuline
NO.
|
Waktu
|
Reaksi
|
1.
|
00:16 detik
|
Reaksi ikan gelisah (mabuk)
|
2.
|
00:57 menit
|
Ikan mulai lemas
|
3.
|
01:13 menit
|
Meletakkan ikan di ember yang ke dua
|
4.
|
01:18 menit
|
Ikan mulai bergerak aktif kembali
|
Jika ikan di biarkan lebih lama dalam air kemungkinan besar ikan akan mati disebabkan oleh hiperglikemia yaitu berlebihnya kadar glukosa dalam darah. Pada ikan sistem endokrin bekerja lebih sederhana dari mamalia meskipun jenis hormon dan kelenjar yang di hasilkan sama, namun fungsi dan peruntukan hormon pada beberapa kasus berbeda.
BAB V
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil paktikum yang telah dilakukan serta pembahasan, maka dapat disimpulkan beberapa hal seperti berikut :
- Sistem endokrin adalah suatu sistem yang bekerja dengan perantraan zat-zat kimia (hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. kelenjar endokrin merupakan kelenjar buntu (sekresi interna) yang mengirim hasil sekresinya langgsung masuk ke dalam darah dan cairan limfe, beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewat duktus (saluran).
- Glukosa merupakan sumber energi bagi tubuh, manusia membutuhkan glukosa setiap harinya. Peran utama glukosa bagi manusia dan hewan adalah sebagai sumber energi,
- Selain sebagai sumber energi, glukosa juga di perlukan bagi sel-sel tubuh untuk dapat bekerja secara normal.
- Semakin banyak dosis yang di berikan pada ikan dalam percobaan di atas, maka semakin cepat pula reaksi yang di alami.
DAFTAR PUSTAKA
Syaifuddin, Haji., 2010, Anatomi Fisiologi : Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk Keperawatan & Kebidanan Edisi 4, Jakarta
Tjay, T, H., and Rahardja, K., 2007, Obat-obat Penting: Khasiat, Penggunaan dan Efek Sampingnya, Edisi 6, PT Elex Media Komputido, Jakarta.
Rismayanthi, C., 2010. Terapi Insulin Sebagai Alternatif Pengobatan Bagi Pengobatan Diabetes, Fakultas kesehatan dan Rekreasi, UI, Jakarta.
Kaur, J., & Badyal. D. K., 2008, Newer Insulins, JK SCIENCE, Vol. 10, No .3, 4







